Senin, 06 Mei 2013

KANKER SERVIK

Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus kanker serviks.
Setelah terpapar HPV, sistem imun wanita biasanya mencegah virus untuk membahayakan tubuh. Pada beberapa kelompok wanita, virus ini dapat bertahan selama bertahun-tahun sampai pada akhirnya mengkonversi beberapa sel pada permukaan serviks menjadi sel kanker. Setengah dari kejadian kanker serviks terjadi pada wanita diantara umur 35 dan 55.
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan bertambah banyak tanpa kontrol dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam tubuh (metastasis)
Kanker serviks paling sering bermula dengan sel datar, tipis yang membentuk dasar serviks (sel skuamosa). Karsinoma sel squamosa merupakan 80% dari kasus kanker serviks. Kanker serviks dapat juga terjadi pada sel kelenjar yang membentuk bagian atas dari cerviks. Dapat disebut dengan adenocarcinoma, prevalensi kanker ini yaitu 15% dari kanker serviks. Kadang-kadang kedua tipe sel ditemukan pada kanker serviks. Terdapat kanker lain pada sel lain di serviks namun persentasenya sangat kecil.
LAPAROTOMI

1. Pengertian

Laparotomy adalah operasi yang dilakukan untuk membuka abdomen (bagian perut). Kata "laparotomy" pertama kali digunakan untuk merujuk operasi semacam ini pada tahun 1878 oleh seorang ahli bedah Inggris, Thomas Bryant. Kata tersebut terbentuk dari dua kata Yunani, "lapara" dan "tome". Kata "lapara" berarti bagian lunak dari tubuh yg terletak di antara tulang rusuk dan pinggul. Sedangkan "tome" berarti pemotongan.
Laparotomy dilakukan untuk memeriksa beberapa organ di abdomen sebelah bawah dan pelvis (rongga panggul) yang melingkupi Insisi Vertikal (midline, paramedian, supraumbilikal), insisi Transversal dan Oblik serta insisi Abdominothoracic. Operasi ini juga dilakukan sebelum melakukan operasi pembedahan mikro pada tuba fallopi.

Ada beberapa cara, yaitu;
  • Midline Epigastric Insision (irisan median atas)
Insisi dilakukan persis pada garis tengah dimulai dari ujung Proc. Xiphoideus hingga 1 cm diatas umbilikus. Kulit, fat subcutan, linea alba, fat extraperitoneal, dan peritoneum dipisahkan satu persatu. Membuka peritoneum dari bawah.
  • Midline Subumbilical Insision (irisan median bawah)
Irisan dari umbilikus sampai simfisis, membuka peritoneum dari sisi atas. Irisan median atas dan bawah dapat disambung dengan melingkari umbilikus.

HISTEREKTOMI PARSIAL

1.Pengertian

Istilah histerektomi berarti pengangkatan. Jika yang diangkat rahim, maka disebut histerektomi. Histerektomi adalah suatu prosedur operatif dimana seluruh organ dari uterus diangkat. Histerektomi merupakan suatu prosedur non obstetrik untuk wanita di negara Amerika Serikat. Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim, uterus) seorang wanita, setelah menjalani histerektomi wanita tidak mungkin lagi untuk hamil. Operasi pengangkatan kandungan (histerektomi) merupakan pilihan berat bagi seorang wanita. Pasalnya, tindakan medis ini menyebabkan kemandulan dan berbagai efek lainnya. Oleh karena itu, histerektomi hanya dilakukan pada penyakit-penyakit berat pada kandungan (uterus).

Syarat melakukan histerektomi adalah :
   a. Umur ibu 35 tahun atau lebih.
   b. Sudah memiliki anak hidup 3 orang atau lebih.


2. Indikasi Histerektomi

Alasan terbanyak dilakukan histerektomi karena Mioma uteri. Selain itu adanya perdarahan uterus abnormal, endometriosis, prolaps uteri (relaksasi pelvis) juga dilakukan histerektomi. Hanya 10 % dari kasus histerektomi dilakukan pada pasien dengan karsinoma. Artikel ini difokuskan secara primer untuk penggunaan histerektomi non kanker, non emergency yang mana melibatkan keputusan yang lebih menantang untuk wanita dan dokter-dokternya.

Fibrosis uteri (dikenal juga leiomioma) merupakan alasan terbanyak dilakukannya histerektomi. Leiomioma merupakan suatu perkembangan jinak (benigna) dari sel-sel otot uterus, namun etiologinya belum diketahui. Meskipun jinak dimana artinya tidak menyebabkan/berubah menjadi kanker, leiomioma ini dapat menyebabkan masalah secara medis, seperti perdarahan yang banyak, yang mana kadang-kadang diperlukan tindakan histerektomi. Relaksasi pelvis adalah kondisi lain yang menentukan tindakan histerektomi. Pada kondisi ini wanita mengalami pengendoran dari otot-otot penyokong dan jaringan disekitar area pelvik. pengendoran ini dapat mengarah ke gejala-gejala seperti inkontensia urine (Unintensional Loss of Urine) dan mempengaruhi kemampuan seksual. Kehilangan urine ini dapat dicetuskan juga oleh bersin, batuk atau tertawa.

PERSIAPAN PRE-OPERASI UNTUK PENDERITA


Keperawatan pre operasi dimulai ketika keputusan tindakan pembedahan di ambil, dan berakhir ketika klien di pindahkan ke kamar operasi. Dalam fase pre operasi ini dilakukan pengkajian pre operasi awal, merencanakan penyuluhan dengan metode yang sesuai dengan kebutuhan pasien, melibatkan keluarga atau orang terdekat dalam wawancara, memastikan kelengkapan pemeriksaan praoperasi, mengkaji kebutuhan klien dalam rangka perawatan post operasi.

Persiapan pre operasi yang perlu dilakukan oleh petugas untuk penderita antara lain :


  1. Menerangkan kepada penderita dan keluarganya alasan dilakukan operasi dan memberikan pengertian serta kekuatan mental kepada mereka dalam menghadapi keadaan ini. Diterangkan pula bahwa operasi untuk operasi ini diperlukan izin / persetujuan dari penderita dan keluarganya.
  2. Melakukan pengosongan kandung kencing. Pada operasi perabdominan di pasang kateter menetap.
  3. Mengosongkan isi rectum. Pada placenta previa tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan perdarahan.
  4. Tentukan daerah yang akan dicukur, sebaiknya pencukuran dilakukan langsung sebelum pembedahan.
    Mencukur rambut pubis daerah genetalia eksterna dan rambut daerah dinding perut pada operasi perabdominam.
  5. Melakukan suci hama daerah operasi :
    a. Daerah genetalia eksterna dan vagina dengan memakai larutan asam pikrin, larutan betadine,
        larutan savlon dan sebagainya.
    b. Daerah dinding perut dengan larutan betadine, larutan iodium atau larutan savlonlalu dicuci lagi
        dengan latutan alcohol.
  6. Jangan lupa bahwa penderita akan NPO sekitar 8 jam sebelum pembedahan. Pemberian obat obatan selama itu harus diberikan secara IV atau IM. Antibiotika harus diberikan sebelum pembedahan bilamana itu digunakan sebagai profilaksis melawan peradangan.
  7. Darah harus diambil untuk test pada pagi hari sebelum pembedahan pada beberapa penderita, misalya glukosa darah pada penderita diabetes.
  8. Darah harus dicocokan dengan penderita bilamana akan dilakukan transfuse. Komponen darah(misal trombosit) harus disiapkan terlebih dahulu.
  9. Penderita tidak boleh makan makanan padat selama 12 jam dan minum cairan selama 8 jam sebelum pembedahan.
  10. Pemberian cairan intravena sebelum pembedahan tidak diperlukan pada berbagai kasus, tetapi pada penderita lanjut usia atau pada penderita yang lemah.